Nilai Budaya Dasar yang Berhubungan Dengan Kemajuan Teknologi

Pada saat sekarang ini teknologi semakin lama semakin canggih, media pun mulai dengan mudah didapat atau diperoleh informasinya seperti koran, radio, televisi, mobilephone, bahkan internet. Teknologi yang ada sudah sangat berkembang pesat bagaikan roket, akan tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi ini memiliki dampak yang positif dan yang negative. 

Dari sisi positif yang telah kita ketahui yaitu :
- Masyarakat mendapatkan informasi yang banyak.
- Tidak hanya orang yang berada di kota besar, tetapi di daerah pun sekarang sudah dapat menerima informasi dari semua media.
- Mendapatkan informasi yang up to date.

Begitu pun ada pula dampak negatifnya seperti :
- Banyak anak-anak kecil yang menyalah gunakan media untuk melihat hal-hal yang tidak pantas, seperti video atau gambar porno.
- Atau kebanyakan dari anak-anak menggunakan internet hanya untuk bermain game on-line sehingga ketagihan dan lupa akan belajar.
- Terkadang kebanyakkan media hanya mengandalkan ke up to datean atau kecepatan dalam memberikan informasi, tetapi tidak dilihat lebih dalam dari keakuratannya. Sehingga, banyak dari masyarakat yang mendapatkan informasi yang tidak akurat dan mengakibatkan salah persepsi atau pemahaman.

Banyak dari kita yang terkadang tidak sadar betapa besar dampak dari kemajuan teknologi ini yang juga berdampak pada ilmu budaya dasar, yang tanpa sadar banyak dari masyarakat kita sudah diracuni oleh budaya-budaya luar dan lupa akan budaya bangsa yang seharusnya dilestarikan dan dijaga agar bangsa lain tidak mencuri budaya bangsa Indonesia saat kita lengah akan budaya bangsa lain.

Lanjutkan membaca......

Tuntunan Islam dalam Mengatasi Kegelisahan (Manusia dan Kegelisahan)

Dirasakan atau tidak, bahwa sumber keresahan dan kegelisahan adalah "Hubbud-dunia" (Cinta Dunia) di mana manusia memiliki sifat dasar "Tamak" dalam memenuhinya dan cenderung berkeluh kesah bila tidak berhasil memenuhi serta bila mendapat kelebihan akan kikir (QS. Al Ma'aarij, 70:18-21).

"Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila la ditimpa kesusahan la berkeluh kesah, dan apabila la mendapat kebaikan la amat kikir" (QS. Al Ma'aarij, 70:18-21)

Berbicara tentang kegelisahan, dalam sebuah pertemuan suatu ketika Sayidina Ali Ra ditanya oleh para sahabat: "Makhluk apakah yang paling kuat di dunia ini?" Beliau seketika menjawab: "Makhluk Allah yang paling kuat di dunia ini adalah gunung yang tegak berdiri". Namun gunung dapat dihancurkan besi (dihancurkan dengan alat-alat berat), karenanya besilah yang terkuat. Tapi besi dapat dilelehkan oleh api (pengelasan besi), jadi apilah yang terkuat. Sedangkan api bisa dipadamkan oleh air, oleh sebab itu airlah yang terkuat. Namun air bisa dimainkan oleh angin (kincir-kincirair). Sementara angin bisa dikalahkan manusia (dimanfaatkan memompa ban atau balon), jadi manusialah yang terkuat. Hanya saja manusia bisa dikalahkan oleh mabuk, karenanya mabuklah yang terkuat. Tapi mabuk bisa dikalahkan oleh tidur, di mana dengan demikian tidurlah yang terkuat, Namun orang yang jiwanya sedang resah, gelisah, was-was dan cemas, pasti akan sulit (bahkan tidak bisa) tidur. Sampai dengan kalimat yangterakhirini, berhentilah Sayidina Ali Ra menjawab pertanyaan para sahabat, di mana dengan uraiannya yang unik tersebut beliau bermaksud menyatakan, bahwa yang paling sulit dihadapi manusia dalam meniti kehidupan di dunia ini adalah menghadapi dan mengatasi kegelisahan jiwa.

Tuntunan Islam dalam menghadapi kegelisahan jiwa di antaranya, Pertama, meningkatkan keimanan yang dapat mengantarkan seseorang lebih mencintai Allah dan keputusan-Nya daripada dunia dengan segala isinya. Allah SWT berfirman: "Dan orang yang be rim an sang at kuat cintanya kepada Allah" (Q.S. Al Baqarah, 2 : 165). Juga dalam firman-Nya: Katakanlah: "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu kha watirkan merugi dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggullah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik"(AtTaubah,9:24)

Kedua, mengetahui tujuan hidup. Menyadari bahwasanya kebahagiaan dunia bukanlah tujuan hidup, ia hanya alat untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki di akhirat nanti. Allah SWT berfirman: "Dan carilah d e n g a n a p a yang dianugerahkan Allah kepada engkau akan negeri akhirat dan janganlah engkau melupakan bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat balk kepadamu" (Q.S. Al Qashash,28:77).

Ketiga, keikhlasan dan kesadaran menerima ketentuan yang telah ditetapkan-Nya karena Allah SWT memberikan rezeki kepada masing-masing manusia tidaklah sama. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah lebihkan sebagian kamu daripada yang lain" (Q.S. An Nisaa',4:32)

Keempat, "Husnudz-dzhan" (berbaik sangka) kepada Allah, bahwasanya sepanjang kita telah beriman dan berusaha maksimaj dengan cara yang diridhai Allah SWT pasti Allah SWT akan menetapkan sesuatu yang terbaik bagi kita. Allah SWT berfirman: "Diwajibkan kepada kamu berperang walaupun itu sesuatu yang kamubenci. Bolehjadikamu membenci sesuatu padahal ia balk bagimu boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S. Al Baqarah, 2 : 216). Juga dalam firman-Nya: "Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana berdoa untuk kebaikan. Adalah manusia suka tergesa-gesa" (QS. Al Israa', 17 : 11). Apa yang di tangan orang lain, tidak mustahil merupakan cobaan yang sengaja Allah SWT hindarkan dari diri kita.
sumber : http://en-gb.facebook.com/note.php?note_id=215819691767855

Lanjutkan membaca......

Kekerasan Dalam Pacaran

Sebenarnya apa sih yang dimaksud kekerasan dalam pacaran?
Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan/ pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya baik dalam hubungan suami istri atau pada hubungan pacaran.

Faktor pemicu kekerasan dalam pacaran
- Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
- Lingkungan sekolah
- pengaruh media massa

Ingatlah:
• Kekerasan terjadi bukan salah kamu
• Kamu tidak patut mendapat kekerasan
• Kamu tidak dapat mengubah perilaku kasar/perbuatan kekerasan seseorang
• Bertahan dengan kekerasan tidak akan menghentikan kekerasan
• Jika kamu tetap ingin bertahan, buatlah perencanaan yang membuat diri kamu aman dari kekerasan berikutnya.

Kenalilah pacar kamu jika dia adalah pelaku kekerasan:
Tanda-tanda kalau pacar kamu adalah pelaku kekerasan:
- Dia sangat cemburu buta kepada kamu
- Ingin tahu keberadaan kamu setiap waktu
- Marah jika kamu menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman
- Menyalahkan kamu dan orang lain atas kesalahan dirinya
- Memperlakukan kamu dengan penuh kekerasan

Apa yang harus kita tahu dari pelaku kekerasan?
- Dia mencoba mengisolasimu dari keluarga dan teman-teman
- Dia menyangkal kebiasaannya melakukan kekerasan
- Dia mengontrol penuh perilakumu
- Dia menyalahkan korban
- Dia selalu mengurangi pertemuan kamu dan teman-teman serta keluarga kamu
- Dia kadangkala minim kepercayaan dirinya
- Dia kemungkinan besar pernah menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya atau menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga

Tips aman kamu berpacaran :
- Janganlah berpacaran hanya berduaan dalam tempat yang sepi
- Hindarilah hubungan seksual sebelum menikah karena banyak merugikan perempuan
- Berani untuk menolak kemauan pelaku jika dia mengajak kamu berhubungan seksual
- Jangan sekali-kali percayakan ATM/Buku Tabungan kamu kepadanya
- Jangan percaya 100% pada ucapannya
- Lakukan visum et repertum di Rumah Sakit kalau luka kamu dikarenakan kekerasan
- Pelajari ilmu beladiri Self Defense For Women (Pertahanan Diri untuk Perempuan) untuk berjaga-jaga kalau kekerasan terjadi pada kamu.
sumber : http://theeqush.wordpress.com/2009/09/08/kekerasan-dalam-berpacaran-date-violance/

Contoh Kasus kekerasan dalam berpacaran
Jakarta - Tidak hanya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) saja yang meningkat pada tahun 2009 lalu. Jumlah kasus kekerasan dalam pacaran pun ikut bertambah dibandingkan tahun 2008.

"Untuk kekerasan dalam pacaran tidak jauh berbeda dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Mereka hanya berbeda pada statusnya saja," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) Hestu Rahmifanani.

Hal itu dikatakan dia saat menyampaikan "Catatan Akhir Tahun 2009 Perjalanan LBH Apik" di Jakarta Media Center (JMC), Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2009).

Menurut Hestu, selama tahun 2009 kemarin, LBH Apik menerima pengaduan dan pendampingan sebanyak 1.058 kasus, meningkat 205 kasus dari tahun sebelumnya. Kasus itu terbagi menjadi KDRT (657 kasus), pasca perceraian (99 kasus), perdata (92 kasus), dan kekerasan dalam pacaran(56kasus).

Untuk kasus kekerasan dalam pacaran, jelas Hestu, jumlahnya kembali meningkat setelah turun pada 2008, yakni 12 kasus. Bentuknya antara lain kekasih yang menghilang tanpa kabar setelah berhubungan seksual, pelaku tidak mau dimintai pertanggungjawaban atas kehamilan pasangannya, dan pihak perempuan dijadikan sebagai tumpuan ekonomi.

"Dengan meningkatnya grafik kekerasan dalam pacaran menjadi keprihatinan kita. Untuk masalah ini kita perlu penanganan serius," ucapnya.

Hestu mengatakan, KUHP tidak memberi perlindungan yang cukup untuk kasus-kasus kekerasan dalam pacaran, sebab belum ada pasal-pasal yang mengatur. Akibatnya, korban seringkali terkendala ketika ingin menyelesaikan kasus yang dialaminya melalui proses hukum.

"Korban semakin terkendala ketika kekerasan yang dilaporkan berawal dari hubungan suka sama suka. Akhirnya kasus-ksus kekerasan dalam pacaran yang ditangani LBH Apik tidak satu pun yang diproses hukum. Mereka lebih memilih dengan cara mediasi," terang Hestu.

Untuk itu, LBH Apik melihat perlunya instrumen hukum yang memberikan jaminan kepastian hukum bagi korban, yaitu dengan menginisiasi RUU Kekerasan Seksual yang saat ini telah masuk daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2010. LBH Apik juga mendorong kasus-kasus dalam kekerasan berpacaran ini untuk diakomodir dalam RUU KUHP dan RUU KUHAP yang juga telah masuk Prolegnas.
sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/01/06/131830/1272653/10/tahun-2009-kasus-kekerasan-dalam-pacaran-meningkat

Lanjutkan membaca......

Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan


2.1. Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
2.2. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan, memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan syaitan.

2.3. Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan
Diatas telah dikemukakan bahwa banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak jarang justru penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure manusia itu sendiri. Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah disebut di atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia.
Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Penderitaan manusia, sebagai buah dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari pengamatan para sastrawan, atau bahkan pada seniman pada umumnya. Dan memang terhadap yang satu ini mereka umumnya lebih mudah menangkan fenomena tersebut dan sekaligus lebih vokal dalam menyuarakannya dibandingkan kelompok property lainnya.
2.4. Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang nerakadan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al – Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
2.5. Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi pendeirta, rasa sakit atau penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penderitaan rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian yang satu dengan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan orang merasa sakit dank arena merasa sakit orang menderita.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa social, dermawan, dan sebagainya.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apakah ada usaha atau tidak.
2.6. Neraka
Berbicara tentang neraka maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa, juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Jelaslah bahwa antara mereka, siksaan, rasa sakit dan penderitaan terdapat hubungan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Manusia masuk neraka karena dosa, oleh karena itu, bila kita berbicara tentang dosa berarti juga berkaitan tentang kesalahan . dalam Al – quran banyak yang berisi tentang siksaan di neraka, atau ancaman siksaan.
Banyak penderitaan yang dialami orang di dunia karena hebatnya penderitaan itu tak ubahnya dengan neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat itu menimbulkan daa kreativitas manusia. Selain itu banyak media massa yang mengkomunikasikan penderitaan hebat yang pilu dan haru membacanya, sehingga banyak orang yang mengulurkan tangan ingin meringankan beban penderitaan sesamany. Karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.
2.7. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan. 
 sumber : http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html#comment-form

Lanjutkan membaca......

Manusia dan Keadilan

Memberikan Keadilan bagi Seluruh Umat Manusia
Kedamaian dan ketenteraman hidup dalam masyarakat tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa keadilan. Persoalannya, keadilan seperti apa? Selama ini, pengertian keadilan ditetapkan menurut standar yang tidak jelas. Keadilan menurut sudut pandang tertentu tentu akan berbeda dengan pengertian keadilan menurut sudut pandang yang lain. Sebagai contoh, orang yang menghina Nabi Muhammad menurut ketentuan syariah Islam harus dihukum mati, apakah ini adil? Ataukah justru sebaliknya, orang seperti ini harus dilindungi dengan alasan kebebasan berekspresi?

Dalam sistem sekuler, pengertian dan standar keadilan ditentukan menurut akal manusia melalui anggota parlemen. Mereka menetapkan ketentuan-ketentuan hukum menyangkut apa yang dimaksud dengan kejahatan dan apa pula sanksi bagi pelakunya. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, misalnya, menyerukan jihad guna melawan pendudukan AS di Irak dan Afghanistan, secara teoretis dapat dianggap kejahatan “menunjukkan permusuhan kepada negara sahabat”, meski pada hakikatnya seruan jihad itu adalah sebuah kewajiban agama. Sistem peradilan sekuler juga memberikan hak prerogratif kepada presiden untuk memberikan pengampunan (grasi, amnesti, dan abolisi) kepada seorang penjahat.
Sementara dalam Daulah Khilafah, syariah Islam menjadi standard yang digunakan untuk menentukan apa yang dimaksud dengan kejahatan sekaligus menetapkan aturan sanksinya. Dengan pijakan yang khas inilah, para hakim (qadhi) memberikan putusan hukum yang adil kepada seluruh anggota masyarakat. Dalam Daulah Khilafah tidak ada pemisahan antara peradilan sipil dengan peradilan syariah, karena semua putusan hukum diberikan dengan menggunakan dasar syariah Islam. Maka jelas sekali, tidak mungkin terwujud keadilan di tengah masyarakat hingga seluruh undang-undang yang terkait dengan peradilan, definisi kejahatan, hukum pembuktian, jenis sanksi, hak pengampunan dan lain-lainnya, semuanya didasarkan pada syariah Islam. Dan hanya Khilafah saja yang bisa memberikan jaminan bahwa seluruh hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan sistem peradilan diambil dari al-Quran dan as-Sunnah. Hanya dengan cara inilah keadilan di tengah masyarakat bisa diwujudkan.

sumber : http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2093650-memberikan-keadilan-bagi-seluruh-umat/

Lanjutkan membaca......

Manusia dan Harapan

Kesuksesan Anak Harapan Orangtua
Harta yang paling utama untuk seorang anak adalah mengajarkannya tentang budi pekerti dan kebajikan, karena itulah modal sukses bagi kehidupan mereka nantinya
Setiap orangtua pasti mengharapkan suatu hari nanti akan sukses dalam kehidupannya. Sebelum lahir saja sudah dipersiapkan nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan kita anak itu menjadi apa. Oleh sebab itu, kita akan berusaha mendidik dan menyekolahkannya, setinggi mungkin. Bagaimana pun caranya kita lakukan agar kelak anak bisa memenuhi harapan kita sebagai orangtua, sukses dalam hidupnya.
Dan tentunya kita juga berharap anak kita lebih baik lagi daripada kita sendiri. Tapi untuk mendidik seorang anak, bukanlah perkerjaan yang mudah.
Tak heran ada istilah, menikah itu mudah, bisa mendidik anak itulah nanti yang susah. Sebagai orangtua sudah sejauh mata tanggung jawab kita, untuk supaya ia bisa sukses hidupnya sebagai manusia. Tanpa sadar terkadang kita mengajarkan ketidak suksesan pada mereka dengan kelakuan kita dan perlakuan kita pada mereka.
Tanpa sadar kita mengajarkan kebohongan pada anak sendiri dengan mengatakan, “Kalau ada yang cari bapak, bilang tidak ada ya! “
Padahal kita ada disampingnya. Sehingga akan tertanam pada dirinya, ternyata bohong itu tidak apa-apa. Bukannya anak yang menurut pada kita, tapi kita yang menurut pada anak. Karena seringnya mengalah pada keinginan anak, yang dalam pikiran kita demi kebaikkannya , selanjutnya justru kita dikalahkan olehnya. Yang kemudian menjadi kebiasaannya untuk memaksa kita demi memenuhi keinginannya. Dengan cara memanjakan anak sedemikian rupa , sesungguhnya kita telah membuat ia tak bisa apa-apa. Segalanya selalu dilayani, sehingga banyak anak sekolah sudah SD masih perlu disuapi dan belum bisa mengikat tali sepatunya.
Mungkin kita juga sering menutupi dan mati-matian membela kesalahan anak sendiri , yang selanjutnya akan terus ia melakukan kesalahan yang lain. Karena ia akan berpikiran,nanti saya juga akan dibela. Sebagai contoh, seorang anak usia 5 tahun berani memarahi pembantunya dengan kata yang kasar karena sebuah kesalahan kecil saja. Dan orangtuanya yang melihat justru merasa bangga, bukannya menegur anaknya.
Sesungguhnya yang utama adalah kita harus mendidiknya dengan menanamkan kebaikan dan budi . Kemudian baru mengajarkan mencari kekayaan. Tetapi jaman sekarang mengajarkan mencari uang yang utama, kebaikkan dan budi belakangan. Kenapa harus mengajarkan kebaikkan dan budi yang utama?
Sebab itulah modalnya untuk mencapai sukses yang sesungguhnya kelak. Ada kebaikkan dan budi walau tanpa kekayaan, masih bisa mengharumkan nama orangtua dan menjadikannya manusia yang bernilai. Tetapi kalau punya kekayaan , tanpa adanya budi dan kebaikkan, mungkin bisa menghancurkan hidupnya sendiri dan juga merusak nama orangtuanya.
Dan sebagai orangtua, yang tak boleh dilupakan adalah memberikan contoh dan teladan baginya.

sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/28/kesuksesan-anak-harapan-orangtua/

Lanjutkan membaca......

Manusia dan Tanggung Jawab

Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anaknya
Adapun pendidikan yang harus diberikan oleh orangtua sebagai wujud tanggung jawab terhadap keluarga adalah:

1. Pendidikan Agama
Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga. Pendidikan agama ini meliputi pendidikan aqidah, mengenalkan hukum halal-haram memerintahkan anak beribadah (shalat) sejak umur tujuh tahun, mendidik anak untuk mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, orang-orang yang shalih dan mengajar anak membaca Al-Qur’an. Al-Ghazali berkata, “Hendaklah anak kecil diajari Al-Qur’an hadits dan sejarah orang-orang shalih kemudian hukum Islam.”

2. Pendidikan Akhlaq
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Diantara kewajiban bapak kepada anaknya ialah memperbagus budi pekertinya dan membaguskan namanya.” (HR.Baihaqi). Para ahli pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.

3. Pendidikan Jasmani
Islam memberi petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat. Allah Ta’ala berfirman: “Makanlah dan minumlah kamu tetapi jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan.” (QS.Al-A’raf:31). Ayat ini sesuai dengan hasil penelitian para ahli kesehatan bahwa agar tubuh sehat dan kuat, dianjurkan untuk tidak makan dan minum secara berlebih-lebihan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah. Sebaik-baik pengisi waktu bagi wanita beriman adalah memintal. Apabila kedua orang tuamu memanggilmu maka penuhilah panggilan ibumu.” (HR Ad-Dailami)

Diriwayatkan bahwa setelah seluruh negeri Irak dibebaskan oleh shahabat Saad bin Abi Waqqash, beliau membuat rencana (maket) pembangunan kota Kuffah. Setelah maket itu diajukan kepada Khalifah Umar bin Al-Khattab beliau sangat menyetujui. Hanya beliau tambah bahwa disamping mendirikan masjid Jami’, hendaklah disediakan tanah lapangan tempat para pemuda berolah raga, latihan perang seperti melempar tombak, memanah, bermain pedang dan menunggang kuda. Di antara ucapan beliau yang terkenal ialah “Ajarkanlah kepada anak-anak kamu berenang dan memanah, hendaklah mereka dapat melompat ke punggung kuda sekali lompat”.

4. Pendidikan Akal
Yang dimaksud dengan pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Hal inilah yang diisyaratkan oleh Allah dengan proses penciptaan nabi Adam AS dimana sebelum ia diturunkan ke bumi, Allah mengajarkan nama-nama (asma) yang tidak diajarkan kepada para malaikat. (QS. Al-Baqarah : 31)

5. Pendidikan Sosial
Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Di antara prinsip syari’at Islam yang sangat erat berkaiatan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwwah Islamiyah. Rasa ukhuwwah yang benar akan melahirkan perasaan luhur dan sikap positif untuk saling menolong dan tidak mementingkan diri sendiri. Islam telah menjadikan ukhuwwah Islamiyah sebagai kewajiban yang sangat fundamental dan mengibaratkan kasih sayang sesama muslim dengan sebatang tubuh, apabila salah satu anggota badannya sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah ini Islam telah menggariskan syari’at Al-Jama’ah (QS.Ali Imran : 103). Oleh karena itu setiap orang tua harus mengajarkan kehidupan berjama’ah kepada anak-anaknya sejak dini.
Dengan keteladanan inilah orang tua akan mempunyai pengaruh wibawa dan disegani di tengah-tengah keluarganya sehingga terwujudlah keluarga sakinah yang dihiasi dengan dzurriyah thoyibah (keturunan yang baik dan berkualitas) yang menjadi dambaan semua manusia. Wallohu a’lam bis shawwab.
Sumber :jamaahmuslimin.com

Sumber : http://abinefaiz.multiply.com/journal/item/14

Lanjutkan membaca......

Copyright © 2009 - All About Me - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template