2.1.  Pengertian Penderitaan
Penderitaan  dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra  artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau  merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir  atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah  keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain –  lain. 
2.2.  Penderitaan Sebuah Fenomena Universal 
Penderitaan,  memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia  agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi  penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan,  perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh  juga dibilang sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak  mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya  dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup  semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan  penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan,  konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas  dari ingatan kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita  terlompat dari surga lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan  perintah tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan syaitan. 
2.3.  Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan 
Diatas  telah dikemukakan bahwa banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab  penderitaan manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang,  bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan,  kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak jarang justru  penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure manusia itu sendiri.  Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah disebut di atas  mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia. 
Manusia  sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak  dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah  manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu  pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak  kebebasan. 
Penderitaan  manusia, sebagai buah dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari  pengamatan para sastrawan, atau bahkan pada seniman pada umumnya. Dan  memang terhadap yang satu ini mereka umumnya lebih mudah menangkan  fenomena tersebut dan sekaligus lebih vokal dalam menyuarakannya  dibandingkan kelompok property lainnya. 
2.4.  Siksaan 
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang nerakadan dosa  dan  akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi  di dalam kitab suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini. 
Dalam Al – Quran surat – surat  lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang  musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta  anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah  didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini,  karena itu tugas para ahli agama. 
Berbicara  tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan  bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit,  siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. 
Siksaan  manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah  mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan  baik langsung ataupun tidak langsung. 
2.5.  Rasa Sakit 
Rasa  sakit adalah rasa yang tidak enak bagi pendeirta, rasa sakit atau  penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penderitaan rasa  sakit, dan siksaan merupakan rangkaian yang satu dengan lainnya tak  dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan  orang merasa sakit dank arena merasa sakit orang menderita. 
Rasa  sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita  kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat  membuka rasa keprihatinan manusia, rasa social, dermawan, dan  sebagainya. 
Tiap  rasa sakit atau penyakit ada obatnya hanya tergantung kepada penderita  atau keluarga penderita, apakah ada usaha atau tidak. 
2.6.  Neraka 
Berbicara  tentang neraka maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa, juga  terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Jelaslah bahwa antara  mereka, siksaan, rasa sakit dan penderitaan terdapat hubungan dan tak  dapat dipisahkan satu sama lain. 
Manusia  masuk neraka karena dosa, oleh karena itu, bila kita berbicara tentang  dosa berarti juga berkaitan tentang kesalahan . dalam Al – quran banyak  yang berisi tentang siksaan di neraka, atau ancaman siksaan. 
Banyak  penderitaan yang dialami orang di dunia karena hebatnya penderitaan itu  tak ubahnya dengan neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat itu  menimbulkan daa kreativitas manusia. Selain itu banyak media massa  yang mengkomunikasikan penderitaan hebat yang pilu dan haru membacanya,  sehingga banyak orang yang mengulurkan tangan ingin meringankan beban  penderitaan sesamany. Karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat  mengubah sikap mental manusia. 
2.7.  Manusia dan Penderitaan 
Penderitaan  adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh  siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut  berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan  factor internal dan faktor eksternal. 
Dalam  diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang  menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari  adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan.  Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi  tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau  diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia. 
Apabila  karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan  mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan  lebih dari itu, yaitu rasa takut. 
Rasa  takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum  bencana atau bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling  penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa  takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka  usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu  muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain. 
Kita  sudah tahu bahwa factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu  adalah factor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari  luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam; yaitu  eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang  benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.  Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang  bersangkutan. 
 sumber : http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html#comment-form